Entah sudah berapa lama gue hiatus
tanpa pemberitahuan dari blog gue yang maha luar biasa ini. Yang jelas semanjak
libur kuliah (bahkan sebenarnya sebelum libur) gue udah ga aktif lagi nulis
curhat di blog. Alesannya? Ga ada alesan khusus sih, hanya enggan saja
Banyak sih sebenarnya moment-moment
yang pengen banget gue tulis di blog, pas liburan tengah tahun kemaren, Cuma kendalanya
adalah gue enggan (lagi) bawa laptop ke rumah. Alhasil, semua ide tulisan
tersebut hanya tersimpan dalam memori di belakang otak gue yang tak berapa lama
kemudian dilupakan begitu saja.
Kemudian apa yang bikin gue aktif
lagi, punya keinginan buat nulis curhat di blog lagi? Sebenarnya ini mengenai kebingungan gue mengenai laki-laki. iya gue selalu bingung dengan jalan pikiran merak yang luar biasa itu. ada beberapa
hal yang gue bingung dengan sifat laki-laki dan paradigma laki-laki
mengenai kecepatan dan keselamatan. Iya bener. Pertanyaan ini sebenarnya udah
muncul dari zaman mana kapan di otak gue.
Dan seperti biasa, gue lupakan begitu
saja.
Tapi kemudian ini muncul lagi, setiap
kali gue di bonceng sama cowok (iyaa temen doang kok, gue kan jomblo) para
cowo-cowok ini entah kenapa merasa bangga banget kalo naik motor salip sana
salip sini, atau bahkan dengan songongnya berdiri diantara dua truk besar,
etdah ga sadar bodi apa? truk kan segede gaban, nah motor lo? segede cunguk kurang ASI.
Gue sebagai perempuan yang baik,
cukup mengkeret di belakang tanpa mengeluarkan cicitan sedikit pun, ini bukan
karena gue berani atau terbiasa. sesungguhnya setengah nyawa gue sudah nyangkut di perempatan
sebelumnya setiap kali gue di bonceng sama para pria dengan kelainan rasa bangga
ini.
Why? Kenapa gue bilang ini kelainan,
karena mereka pikir mereka sangat keren ketika mereka berada di tengah maut dan
diantara bahaya tersebut.
Pernah gue melakukan sebuah
percakapan dengan teman gue di telpon suatu siang. Gini percapakannya
DRIIING DRIIING (suara telpon)
Gue : eh, udh nyampe lo? Cepet amat?
Temen : iya, segitu mah cemen, gue
bisa dari rumah lo ke ciamis Cuma 10 menit
Gue : eerrrrr (sambil pasang muka
cengo)
Nah, inilah salah satu kebodohan yang
menurut gue sangat teramat besar, bangga banget sih mas bawa motor kayak kilat,
situ oke yah merasa valentine rossi? Sayangnya gue ga percaya dengan semua
ucapan para pria ini mengenai kecepatan dan bahaya. Ada lagi, ini percakapan
gue dengan abang gue di SPBU Pas mudik kemaren
Abang : gimana tadi?
Gue : ….. (menatap cengo, ga ngerti
maksud pertanyaannya)
Abang : kalau sendirian gue dari Jakarta
ke ciamis ga pernah berenti, bisa nyampe tiga jam gue dari jakarta ke rumah. Itu yang tadi, gue
nyalip bukan apa-apa, itu mah kecil
Gue : …. (masih cengo, menggigil efek
kedinginan, dan dalam hati berfikir, apaan 3 jam tadi aja di tanjakan ga kuat)
tapi tetep aja gue angguk-angguk dan menampilkan wajah pura-pura kagum, alesannya sih
supaya gue ga diturnin di tengah jalan.
Intinya cowok itu aneh menurut gue,
kok bisa sih mereka bangga dengan hal-hal yang jelas-jelas illegal dan
berbahaya, bawa motor atau mobil tuh ya ga usah cepet-cepet, yang pentingkan
selamat
No comments:
Post a Comment