Monday, September 8, 2014

Pria dan Paradigma Mereka Mengenai Kecepatan

Entah sudah berapa lama gue hiatus tanpa pemberitahuan dari blog gue yang maha luar biasa ini. Yang jelas semanjak libur kuliah (bahkan sebenarnya sebelum libur) gue udah ga aktif lagi nulis curhat di blog. Alesannya? Ga ada alesan khusus sih, hanya enggan saja
Elaah bahasanya enggan banget nih?
Banyak sih sebenarnya moment-moment yang pengen banget gue tulis di blog, pas liburan tengah tahun kemaren, Cuma kendalanya adalah gue enggan (lagi) bawa laptop ke rumah. Alhasil, semua ide tulisan tersebut hanya tersimpan dalam memori di belakang otak gue yang tak berapa lama kemudian dilupakan begitu saja.
Kemudian apa yang bikin gue aktif lagi, punya keinginan buat nulis curhat di blog lagi? Sebenarnya ini mengenai kebingungan gue mengenai laki-laki. iya gue selalu bingung dengan jalan pikiran merak yang luar biasa itu. ada beberapa hal yang gue bingung dengan sifat laki-laki dan paradigma laki-laki mengenai kecepatan dan keselamatan. Iya bener. Pertanyaan ini sebenarnya udah muncul dari zaman mana kapan di otak gue.
Dan seperti biasa, gue lupakan begitu saja.
Tapi kemudian ini muncul lagi, setiap kali gue di bonceng sama cowok (iyaa temen doang kok, gue kan jomblo) para cowo-cowok ini entah kenapa merasa bangga banget kalo naik motor salip sana salip sini, atau bahkan dengan songongnya berdiri diantara dua truk besar, etdah ga sadar bodi apa? truk kan segede gaban, nah motor lo? segede cunguk kurang ASI.
Gue sebagai perempuan yang baik, cukup mengkeret di belakang tanpa mengeluarkan cicitan sedikit pun, ini bukan karena gue berani atau terbiasa. sesungguhnya setengah nyawa gue sudah nyangkut di perempatan sebelumnya setiap kali gue di bonceng sama para pria dengan kelainan rasa bangga ini.
Why? Kenapa gue bilang ini kelainan, karena mereka pikir mereka sangat keren ketika mereka berada di tengah maut dan diantara bahaya tersebut.
Pernah gue melakukan sebuah percakapan dengan teman gue di telpon suatu siang. Gini percapakannya
DRIIING DRIIING (suara telpon)
Gue : eh, udh nyampe lo? Cepet amat?
Temen : iya, segitu mah cemen, gue bisa dari rumah lo ke ciamis Cuma 10 menit
Gue : eerrrrr (sambil pasang muka cengo)
Nah, inilah salah satu kebodohan yang menurut gue sangat teramat besar, bangga banget sih mas bawa motor kayak kilat, situ oke yah merasa valentine rossi? Sayangnya gue ga percaya dengan semua ucapan para pria ini mengenai kecepatan dan bahaya. Ada lagi, ini percakapan gue dengan abang gue di SPBU Pas mudik kemaren
Abang : gimana tadi?
Gue : ….. (menatap cengo, ga ngerti maksud pertanyaannya)
Abang : kalau sendirian gue dari Jakarta ke ciamis ga pernah berenti, bisa nyampe tiga jam gue dari jakarta ke rumah. Itu yang tadi, gue nyalip bukan apa-apa, itu mah kecil
Gue : …. (masih cengo, menggigil efek kedinginan, dan dalam hati berfikir, apaan 3 jam tadi aja di tanjakan ga kuat) tapi tetep aja gue angguk-angguk dan menampilkan wajah pura-pura kagum, alesannya sih supaya gue ga diturnin di tengah jalan.

Intinya cowok itu aneh menurut gue, kok bisa sih mereka bangga dengan hal-hal yang jelas-jelas illegal dan berbahaya, bawa motor atau mobil tuh ya ga usah cepet-cepet, yang pentingkan selamat

No comments:

Post a Comment