Saturday, October 21, 2017

Lalu Yang Tidak Boleh Berlalu

Pertama-tama…
Benar, ini adalah postingan pertama saya setelah lulus kuliah. Benar tahun lalu, Mei 2016 saya resmi menyandang gelar S.Ikom di belakang nama saya. Tidak ada selebrasi?

Waw selamat tiara, setelah mengeluh berkepanjangan akhirnya lulus juga dari Jatinangor yang akhir-akhir ini ternyata sangat mudah dirindukan.


Lepas itu, kemudian.. sama seperti sarjana lainnya saya pun sibuk mencari kerja, singkatnya tidak sampai sebulan saya pun akhirnya dapat kerja, terdengar luar biasa kalau diceritakan. Tapi sebenarnya tak ada yang hebat, dan sungguh, sangat biasa saja.

Bukan saya tidak bersyukur, hanya saja memang biasa saja, tidak ada yang spesial. Yang akibat dari pada itu semua justru yang paling jelas adalah gadis desa ini, yang man adalah saya sendiri belum pernah liburan selama kurang lebih dua tahun. Padahal niat awal selepas mendapat gelar saya mau liburan tapi kehendak Tuhan berkata lain. Tapi, tidak apa, jujur saya juga tidak apa-apa kok. 

Mendapat kerja, bahkan setelah setahun lebih bergelit dengan kerjaan, saya pun sama sekali tidak pernah menyentuh blog pribadi. Nyatanya, buat saya itu adalah kejahatan terbesar dalam hidup yang pernah diri ini lakukan. Terdengar lebay, tapi percayalah itu benar karena mau bagaimana pun blog ini sangat berarti dalam hidup saya beberapa tahun belakangan. Waw, nampaknya sudah sangat lama, a long long long time ago..

Tidak, haha..
Begini, mungkin ini semua harus diawali dengan beribu-ribu maaf, karena kenyataanya setelah bekerja saya merasa lebih baik dan anggun dalam memilih padanan kata, saya juga sudah tidak menulis fanfiction di wattpad ngomong-ngomong. Duh jadi rindu pada tokoh sentral yang nasibnya selalu dimuram durja itu..

Dulu ketika saya menulis blog pasti diawali dengan sumpah serapah, saya pun seperti kamus berjalan dalam hal mengumpat dan berkata kasar, percayalah di kehidupan nyata itu masih saya lakukan. Bukan berarti saya yang saat ini tidak jadi diri sendiri ketika menulis, tapi saya yang memilih untuk lebih santun. Banyak hal, orang-orang berubah seiring waktu berjalan,

Dan jangan lupakan satu hal, di masa kini orang mudah sekali dipolisikan. Masih ingat komika Acho? masih ingat Basuki Tjahja Purnama? dan sederet nama lainnya. Sekarang semua bisa dilaporkan, bahkan komika Acho saja dilaporkan ke pihak berwajib hanya karena kisah di media sosial, ah kehidupan sekarang memang serba berat.

Tapi bukan karena itu kok, bukan karena ngeri ada yang segitu perhatiannya sama tulisan saya sampe dia iklas cape-cape ke kantor polisi buat laporin saya. Saya engga seluar biasa itu sampai orang ada yang peduli. Sejujurnya, adalah pekerjan saya yang membuat tulisan saya lebih beradab dan manusiawi, betul tidak? atau hanya saya saja yang merasa begitu?

Tapi ngeri juga sih kalau ada yang laporin ke polisi, hehe

Jadi, saya, jujur saja rindu. Rindu mengeluh, rindu mencaci maki, rindu berahaha-hihi tanpa takut diboikot kemudian dilaporkan ke AJI. Benar, saya memang tiap hari menulis, tapi dengan hati-hati dan dilarang memasukan opini pribadi. Menulis buat pekerjaan. Iya, menulis berita, berita apa saja yang penting banyak yang baca.

Oke setelah menghabiskan banyak waktu kalian hanya untuk sesuatu yang unfaedah dari sebuah opening yang sebenarnya cenderung maksa itu, mungkin sudah saatnya saya bicara inti saja,

Jadi apa sih sebenarnya yang mau saya bagikan kepada pembaca yang budiman dan berbudi pekerti luhur ini?

Saya juga bingung, jujur dari hati yang terdalam saya bingung. Di pagi buta, dini hari setelah tertidur sekitar dua jam, saya tiba-tiba terbangun. Saya rindu seseorang, yang nyatanya baru tiga jam lalu saya temui. Haha, iya. Saya mau cerita perihal orang ini.

Mungkin dari kalian semua akan langsung tutup laman ini ketika tahu yang mau saya dongengkan adalah sebuah roman picisan, engga kok. Percayalah, saya tidak akan menceritakan sebuah kisah drama mendayu-dayu seperti remaja jatuh cinta pada umumnya, saya justru mau memberi tahu, hanya sekedar berbagi saja, bahwasannya setelah hampir enam bulan menjalin hubungan ternyata tak ada satu pun foto dia di laptop saya.

Miris yah,
hahaha,
Memang.

Saya juga tidak paham bagaimana bisa foto Mas-Mas-Korea-nan-jauh di mata itu sangat banyak jumlahnya di laptop saya, bahkan mencapai ribuan! Tapi pacar sendiri tak satu pun saya punya. Aduh Tiara, gila mu ternyata tak berhenti bahkan hingga saat ini.

Baiklah, dari pada saya dimarahi orang senegeri, terkhusus orang tersebut sendiri, mungkin baiknya saya berkisah apa saja biar hilang rindu..

Alkisah,

halah mengapa jadi lebay

Jadi intinya begini saja, 10 Mei lalu ada seorang pria yang mengaku keturunan Betawi tapi berdarah Nusa Tenggara Barat tiba-tiba bilang kalau saya menarik untuknya. Intinya untuk dia, saya cukup layak untuk disukai. Dan perlu digaris bawahi, bilangnya pun di resto cepat saji yang biasa ditemukan di pinggiran jalan Jakarta dan kota-kota liannya di Indonesia dengan logo kakek berkumis. Tentu saja, tanpa bunga, apalagi balon udara. Hanya alunan musik band lokal yang mengiringi prosesi menyatakan ketertarikan itu, dan perlu diingat, iringan lagu lokal yang saya lupa lagu siapa dan judulnya apa itu pun adalah bonus karena di tempat tersebut habis ada yang merayakan pesta ulang tahun. 

Aduh, pria satu ini memang sangat luar biasa dalam hal ketidak-romantisan.

Tapi perlu diingat, sikap cuek, asal-asalan dan tidak romantis itulah yang mengantarkan saya pada akhir untuk berkata 

“Ya, saya mau pacaran sama kamu,”

KESAL KAN??

SAYA JUGA KADANG KESAL.

Aneh memang, saya yang arogan ini pun entah kenapa bisa luluh sama pria berbobot 53 kilogram, rambut kriting berantakan. Iya kala itu ia masih sangat kurus dan entah bagaimana enam bulan pacaran bisa-bisanya berat badan dia meningkat drastis hingga hampir 60 kg saat ini.

Mungkin formula kehidupan dari saya cukup manjur, atau mungkin dia segitu frustasinya pacaran sama saya sampai punya nafsu makan setinggi itu, (tolong semoga yang ini tidak benar).

Banyak yang tidak yakin sama hubungan kami, ada yang bilang kami mirip bumi dan langit, saya tentu saja membenarkan. Karena apa? Karena kalau tidak berbeda tentu saja kami tidak akan sama-sama. Bukankah orang-orang bersatu karena perbedaan yang nantinya akan membentuk persamaan yang berasal dari kebiasaan yang dihasilkan seiring waktu berjalan, aduh, saya makan apa sih sampai bicara panjang lebar begini…

478 kata dan saya bingung mau bicara apa lagi.

Saya, pada si kriting yang sekarang makin mirip boneka teddy di pojok kamar itu jujur saja, sering rindu. Titik tak ada komanya. Iya, mungkin formula dia juga manjur sama saya. Sungguh hebat memang. Padahal dia sama sekali tidak mirip dengan Jung Hoseok yang saya idam-idamkan itu, dia juga tidak setampan Kim Taehyung yang parasnya tiada tanding itu.

Tapi karena dia tidak seperti siapa-siapa lah yang mugkin membuat saya tertarik pasca dia mengajak saya untuk saling menyukai.

Pada dasarnya begitu, saya juga tidak tahu, tapi semoga Lalu tidak akan pernah pergi berlalu…

No comments:

Post a Comment