Wednesday, March 30, 2016

LGBT : If they end with marry each other. what did you think? SAUSAGE PARTY?

kalau denger kata Gay, apa sih yang lintas di pikiran kalian?
film Frozen flower? atau Judas Kiss? atau butterfly? belum pernah nonton? silahkan cari di fortal film gratisan karena sungguh sudah sangat banyak.
kalau kalian coba tanya gue apa yang lintas pertama kali dalam otak kalau mendnegar kata gay atau LGBT. gue akan jawab dengan lantang bahwa sejatinya kisah percintaan sesama jenis adalah kisah cinta paling tragis dan layak disebut menyedihkan.


tepatnya, dimana sih hubungan sesama jenis yang selalu berakhir bahagia atau meskipun bisa menikah, apa selalu bahagia tanpa cibiran dari tetanggga sebelah rumah?

gue adalah seorang perempuan berusia 23 tahun yang sangat terbuka dengan apapun jenis hubungan, mau yang straight atau yang sesama, bagi gue terserah. Itu hak dia, yang namanya suka mana bisa gue larang. sekarang juga lagi rame banget isu LGBT, hampir dimana-mana isu itu lagi meradang luas, demo juga terjadi dimana-mana. kebanyakan demo-demo ini dilakukan oleh para pejuang hak kaum gay yang merasa kalau hak-hak mereka banyak direnggut, yang menuntut dihalalkan lah segala pernikahan, mahkamah mau memberikan ijin pernikahan sesama, dan masih banyak lagi.
banyak orang yang mikir dari segi pemikran yang paling sok logis (mungkin termasuk gue) yang berpikir untuk mendukung mereka dengan alasan dari segi kemanuasian dan hak. gue sejatinya bukan pendukang, hanya serpihan manusia yang ga mau ambil pusing, gue sih terserah toh mau gay atau tidak sejatinya ga terlalu berdampak sama hidup gue, ya asal dimasa depan pacar gue ga punya mantan yang namanya eko atau dito. gitu aja.

malah yang kadang gue pertanyakan adalah, dari mana sih sejatinya perasaaan sesama itu muncul? bukannya semua perasaan katanya diciptakan oleh Yang maha kuasa? lalu kenapa banyak yang bilang kalau Yang maha kuasa itu sangat membenci hubungan sesama jenis?

(First question)

Adalagi yang merasa sungguh biadap dan tidak etis hubungan sesama jenis itu, dengan berkedok agama dan segala macam yang mereka bilang hubungan sesama jenis sangat buruk untuk kesehatan, nomor satu penyebab mewabahnya HIV/AIDS, bahkan ada yang sangat siap dengan khotbah-khotbah agamanya dengan membumbui segala jenis ayat baik dari injil maupun kitab suci Islam, mereka bilang kaum gay yang minta diberikan hak untuk melakukan proses pernikahan secara legal sama gilanya dengan seoarang pria yang meminta hamil padahal jelas dia ga punya sel telur sama sekali. 

dan gue disini duduk sambil menonton dan tertawa kalau mereka semua sama gilanya.

apa tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka yang maha cerdas itu, kalau kadang Tuhan lah yang sangat hobi mempermainkan manusianya. mereka pernah ga sih mikir kalau kita semacam boneka kayu yang digerakan dengan berbagai skenario demi menghibur sang pencipta. termasuk kaum gay. atau bisa dibilang para gay inilah yang memunculkan pemikiran skeptis dalam diri gue tersebut.

simplenya gini, Tuhan adalah maha pencipta, semua dia ciptakan dari mulai alam semesta sejagad-jagadnya hingga semua isinya yang luar biasa indah dan tidak bisa diukur kata-kata ini. bersyukur tir? jelas. gue sangat bersyukur karena ditengah kesibukan Tuhan, Tuhan masih sempat aja menciptakan gue yang kadang bingung juga gunanya apa. faedahnya apa gue diciptakan.

kembali, coba pernah ga terlintas kalau perasaan gay atau menyukai sesama itu diciptakan juga oleh Tuhan, kan segala sesuatu itu tidak munul tiba-tiba. bukankah kisah pembunuhan pun awalnya memang dibuat agar manusia itu tidak abadi. Tuhan bahkan menunjukan bagaiman caranya mengubur orang mati pada si pembunuh. nah jadi ungkapan tidak ada yang sia-sia bagaimana menurut kalian semua? karena katanya tidak ada yang sia-sia yang Tuhan ciptakan didunia ini. kalau gitu para gay atau lebih tepatnya perasaan para gay ini juga ada manfaatnya karena secara tidak langsung perasaan tersebut juga diciptakan oleh Tuhan kan?

(mungkin setelah ini gue akan dikatain sebagai gadis sesat, penganut atheislah, murtadlah atau semacamnya terserah karena gue hanya berpikir dan mencoba menalarnya dengan semua yang ada di otak gue. gue percaya apa yang gue percayai. gue tidak butuh pamer tentang betapa beriman atau tidak berimannya gue. kadar keimanan seseoarang bukan manusia yang mengukur. Cuma itu yang bisa gue percayai)

gue kadang bingung sama orang yang sungguh merepotkan dirinya sendiri terkait isu LGBT Ini, merasa diri paling tahu, baik orang yang mendukung maupun yang kontra secara seratus persen.
yang kontra dengan lantang bilang kalau itu meyalahi kodrat, dosa, dan Tuhan sangat membenci perilaku LGBT.

lalu gue disini bertanya, tahu dari mana dia kalau Tuhan sangat benci, emangnya Tuhan dia pernah ngomong langsung ke dia, dari mata ke mata? atau menyalahi kodrat? coba kalau menyalahi kodrat kenapa tidak kamu beritahu secara baik-baik, cari tahu secara baik-baik kenapa mereka bisa menjadi penyuka sesama. jangan judging orang dulu kalau belum tahu apa-apa.
ya kesalahan fatal orang-orang ini adalah biasanya hanya ikut-ikutan dan sok tahu.

yang selanjutnya adaah yang paling fatal orang yang pro, dengan alasan kemanusian biasanya orang-orang ini mendukung dan menjadi pembicara di garis paling depan, pokoknya selau terlihat keren dengan kalimat-kalimat lugasnya.

pada akhirnya orang tersebut biasanya hanya mencari ketenaran, bukan hak semata yang diperjuangkan. kebanyakan kan manusia itu egois. ya mungkin emang ga semua sih.

lalu gue disni sebagai apa? gue bukan pendukung tapi bukan juga orang yang duduk digaris kontra, gue tidak pernah masalah dengan orang yang memiliki kecenderungan seksual berbeda dengan orang kebanyakan, bagi gue itu bukan cacat, hanya sebuah perasaan yang muncul tiba-tiba, dan gue disini hanya mengangguk mengamini kalau ada temen yang cerita betapa sulitnya menjadi kaum yang katanya berbeda. gue ga pernah ngejudge atau ngasih petuah, gue hanya mendengarkan, karena itu yang paling mereka butuhkan. serius gue ga pernah masalah sama mereka, toh mereka masih manusia, bukan vampir yang dimasa depan akan menghisap darah gue sampai habis, atau siluman ular yang bisa membuat gue jadi patung hanya karena memandang kedua matanya selayaknya medusa.

gue kadang merasa, betapa romatisnya hubungan mereka atau kisah percintaan mereka. romantis tapi tragis. ya gitu kadang gue sedih kalau denger betapa sakitnya menjadi pria yang jatuh cinta pada pria sedangkan pria itu jatuh cinta pada wanita. wah pokoknya rumit deh.

kalau kalian bilang gue adalah orang yang mencoba nyari aman. menurut gue salah juga. serius nyari aman buat apa? toh sama aja, gue tidak mendukung atau menerima karena gue punya alasan. gue menerima karena bagi gue itu hak mereka, tapi disisi lain gue tidak setuju atau lebih tepatnya bingung  dengan hubungan mereka. gue selalu bingung dengan akhir pernikahan yang akan mereka jalani kalau kisah para LGBT INI SAMPAI PADA GARIS TITIK PERNIKAHAN yah. serius sampe sekrang gue masih ga bisa bayangin. 

what did you think about they are relationship after wedding? sausage party?


hell. hanya disitu titik ketidak mengertian dan titik paling menonjol dari rasa ingin tahu gue tentang pernikahan sesama jenis, ya betul setelah pernikahan. dan hal ini juga yang membuat gue berada ditengah-tengah. karena sausage party bagi gue masih terlalu menyeramkan.

3 comments:

  1. Saya sih jijik banget dengernya...

    ReplyDelete
  2. Kak ini awe dan aku bacanya sambil senyum-senyum sendiri gatau kenapa. Well- your words are the things that I wanna say to all people. Ku tidak men-judge mereka yang LGBT walau pun diriku agak strict ke agamaku, dan agama melarang keras- but since it doesn't disrupt us anymore, so why we must judge and blame them? Rite. Hah~ ku suka tulisan kakak yang ini/? Wkwk :p

    ReplyDelete