kalau denger kata Gay, apa sih yang lintas di
pikiran kalian?
film Frozen flower? atau Judas Kiss? atau
butterfly? belum pernah nonton? silahkan cari di fortal film gratisan karena
sungguh sudah sangat banyak.
kalau kalian coba tanya gue apa yang lintas
pertama kali dalam otak kalau mendnegar kata gay atau LGBT. gue akan jawab
dengan lantang bahwa sejatinya kisah percintaan sesama jenis adalah kisah cinta
paling tragis dan layak disebut menyedihkan.
tepatnya, dimana sih hubungan sesama jenis yang
selalu berakhir bahagia atau meskipun bisa menikah, apa selalu bahagia tanpa
cibiran dari tetanggga sebelah rumah?
gue adalah seorang perempuan berusia 23 tahun
yang sangat terbuka dengan apapun jenis hubungan, mau yang straight atau yang
sesama, bagi gue terserah. Itu hak dia, yang namanya suka mana bisa gue larang.
sekarang juga lagi rame banget isu LGBT, hampir dimana-mana isu itu lagi
meradang luas, demo juga terjadi dimana-mana. kebanyakan demo-demo ini dilakukan
oleh para pejuang hak kaum gay yang merasa kalau hak-hak mereka banyak
direnggut, yang menuntut dihalalkan lah segala pernikahan, mahkamah mau
memberikan ijin pernikahan sesama, dan masih banyak lagi.
banyak orang yang mikir dari segi pemikran yang
paling sok logis (mungkin termasuk gue) yang berpikir untuk mendukung mereka
dengan alasan dari segi kemanuasian dan hak. gue sejatinya bukan pendukang,
hanya serpihan manusia yang ga mau ambil pusing, gue sih terserah toh mau gay
atau tidak sejatinya ga terlalu berdampak sama hidup gue, ya asal dimasa depan
pacar gue ga punya mantan yang namanya eko atau dito. gitu aja.
malah yang kadang gue pertanyakan adalah, dari
mana sih sejatinya perasaaan sesama itu muncul? bukannya semua perasaan katanya
diciptakan oleh Yang maha kuasa? lalu kenapa banyak yang bilang kalau Yang maha
kuasa itu sangat membenci hubungan sesama jenis?
(First question)
Adalagi yang merasa sungguh biadap dan tidak
etis hubungan sesama jenis itu, dengan berkedok agama dan segala macam yang
mereka bilang hubungan sesama jenis sangat buruk untuk kesehatan, nomor satu
penyebab mewabahnya HIV/AIDS, bahkan ada yang sangat siap dengan
khotbah-khotbah agamanya dengan membumbui segala jenis ayat baik dari injil maupun
kitab suci Islam, mereka bilang kaum gay yang minta diberikan hak untuk melakukan
proses pernikahan secara legal sama gilanya dengan seoarang pria yang meminta
hamil padahal jelas dia ga punya sel telur sama sekali.
dan gue disini duduk
sambil menonton dan tertawa kalau mereka semua sama gilanya.
apa tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka
yang maha cerdas itu, kalau kadang Tuhan lah yang sangat hobi mempermainkan
manusianya. mereka pernah ga sih mikir kalau kita semacam boneka kayu yang
digerakan dengan berbagai skenario demi menghibur sang pencipta. termasuk kaum
gay. atau bisa dibilang para gay inilah yang memunculkan pemikiran skeptis
dalam diri gue tersebut.
simplenya gini, Tuhan adalah maha pencipta,
semua dia ciptakan dari mulai alam semesta sejagad-jagadnya hingga semua isinya
yang luar biasa indah dan tidak bisa diukur kata-kata ini. bersyukur tir?
jelas. gue sangat bersyukur karena ditengah kesibukan Tuhan, Tuhan masih sempat
aja menciptakan gue yang kadang bingung juga gunanya apa. faedahnya apa gue
diciptakan.
kembali, coba pernah ga terlintas kalau
perasaan gay atau menyukai sesama itu diciptakan juga oleh Tuhan, kan segala
sesuatu itu tidak munul tiba-tiba. bukankah kisah pembunuhan pun awalnya memang
dibuat agar manusia itu tidak abadi. Tuhan bahkan menunjukan bagaiman caranya
mengubur orang mati pada si pembunuh. nah jadi ungkapan tidak ada yang sia-sia bagaimana
menurut kalian semua? karena katanya tidak ada yang sia-sia yang Tuhan ciptakan
didunia ini. kalau gitu para gay atau lebih tepatnya perasaan para gay ini juga
ada manfaatnya karena secara tidak langsung perasaan tersebut juga diciptakan
oleh Tuhan kan?
(mungkin setelah ini gue akan dikatain sebagai
gadis sesat, penganut atheislah, murtadlah atau semacamnya terserah karena gue
hanya berpikir dan mencoba menalarnya dengan semua yang ada di otak gue. gue
percaya apa yang gue percayai. gue tidak butuh pamer tentang betapa beriman
atau tidak berimannya gue. kadar keimanan seseoarang bukan manusia yang
mengukur. Cuma itu yang bisa gue percayai)
gue kadang bingung sama orang yang sungguh
merepotkan dirinya sendiri terkait isu LGBT Ini, merasa diri paling tahu, baik
orang yang mendukung maupun yang kontra secara seratus persen.
yang kontra dengan lantang bilang kalau itu meyalahi
kodrat, dosa, dan Tuhan sangat membenci perilaku LGBT.
lalu gue disini bertanya, tahu dari mana dia
kalau Tuhan sangat benci, emangnya Tuhan dia pernah ngomong langsung ke dia,
dari mata ke mata? atau menyalahi kodrat? coba kalau menyalahi kodrat kenapa
tidak kamu beritahu secara baik-baik, cari tahu secara baik-baik kenapa mereka
bisa menjadi penyuka sesama. jangan judging orang dulu kalau belum tahu
apa-apa.
ya kesalahan fatal orang-orang ini adalah
biasanya hanya ikut-ikutan dan sok tahu.
yang selanjutnya adaah yang paling fatal orang
yang pro, dengan alasan kemanusian biasanya orang-orang ini mendukung dan menjadi
pembicara di garis paling depan, pokoknya selau terlihat keren dengan
kalimat-kalimat lugasnya.
pada akhirnya orang tersebut biasanya hanya
mencari ketenaran, bukan hak semata yang diperjuangkan. kebanyakan kan manusia
itu egois. ya mungkin emang ga semua sih.
lalu gue disni sebagai apa? gue bukan pendukung
tapi bukan juga orang yang duduk digaris kontra, gue tidak pernah masalah
dengan orang yang memiliki kecenderungan seksual berbeda dengan orang
kebanyakan, bagi gue itu bukan cacat, hanya sebuah perasaan yang muncul
tiba-tiba, dan gue disini hanya mengangguk mengamini kalau ada temen yang
cerita betapa sulitnya menjadi kaum yang katanya berbeda. gue ga pernah
ngejudge atau ngasih petuah, gue hanya mendengarkan, karena itu yang paling mereka
butuhkan. serius gue ga pernah masalah sama mereka, toh mereka masih manusia,
bukan vampir yang dimasa depan akan menghisap darah gue sampai habis, atau
siluman ular yang bisa membuat gue jadi patung hanya karena memandang kedua
matanya selayaknya medusa.
gue kadang merasa, betapa romatisnya hubungan
mereka atau kisah percintaan mereka. romantis tapi tragis. ya gitu kadang gue
sedih kalau denger betapa sakitnya menjadi pria yang jatuh cinta pada pria
sedangkan pria itu jatuh cinta pada wanita. wah pokoknya rumit deh.
kalau kalian bilang gue adalah orang yang
mencoba nyari aman. menurut gue salah juga. serius nyari aman buat apa? toh
sama aja, gue tidak mendukung atau menerima karena gue punya alasan. gue
menerima karena bagi gue itu hak mereka, tapi disisi lain gue tidak setuju atau
lebih tepatnya bingung dengan hubungan mereka. gue selalu bingung dengan akhir pernikahan yang akan mereka jalani kalau kisah para LGBT INI SAMPAI
PADA GARIS TITIK PERNIKAHAN yah. serius sampe sekrang gue masih ga bisa bayangin.
what did you think about they are relationship after wedding? sausage party?
hell. hanya disitu titik ketidak mengertian dan
titik paling menonjol dari rasa ingin tahu gue tentang pernikahan sesama jenis,
ya betul setelah pernikahan. dan hal ini juga yang membuat gue berada
ditengah-tengah. karena sausage party bagi gue masih terlalu menyeramkan.
Heol
ReplyDeleteSaya sih jijik banget dengernya...
ReplyDeleteKak ini awe dan aku bacanya sambil senyum-senyum sendiri gatau kenapa. Well- your words are the things that I wanna say to all people. Ku tidak men-judge mereka yang LGBT walau pun diriku agak strict ke agamaku, dan agama melarang keras- but since it doesn't disrupt us anymore, so why we must judge and blame them? Rite. Hah~ ku suka tulisan kakak yang ini/? Wkwk :p
ReplyDelete