Sunday, September 27, 2015

Dunia Saat ini Sepi, Tapi Ramai

Gue punya sedikitnya 399 teman dan 18 genk. Gaul banget kan? Masuk genk aja gue udh 18 grup coba. Sosialita banget, gaul banget. pokoknya anaknya punya banyak temen. Tapi percayalah gue kesepian. Tiap hari gue ngobrol ngalur ngidul sama mereka, tapi mereka ga kenal gue.


Temen-temen gue ini ramenya naudzubilah, kalau udah ngobrol, mau itu siang atau malem pokonya ga tau waktu. Perang bacot dan perang stiker bertebaran ampe jumlah chat ga keitung dan ampe males scrool kalau ketinggalan atau telat sedikit buka notification.

Loh? Kok notif? Kok perang stiker? Yes. That’s right temen yang gue katakan adalah ‘jenis ‘temen’ yang hanya rame di perang stiker atau balas bacot atau ketawa pake jari tangan dan dalam dunia nyata mereka hanya rebahan sambil pasang muka datar.

Temen yang hanya kamu lihat profile pict-nya dengan photoshop atau b612 sejuta umat dan sejuta filter editan.

Heran dengan pola hidup zaman sekarang. Itu yang selalu ayah gue bilang saat ada kesempatan makan bareng keluarga. Rasanya sepi tanpa obrolan tapi rame dalam huruf-huruf di henpon. Bahkan dengan keluarga pun kayak gitu, rasanya seperti sudah tidak kenal satu sama lain.

Gue punya sedikitnya 399 teman. Tapi sejujurnya gue kesepian. Gue ngobrol asik sama mereka setiap hari. ngetik ‘wkwkwkwkw’ atau ‘kkkkkkk’ setiap hari tapi sayangnya gue ga kenal mereka. Mereka temen gue tapi sayangnya bukan teman gue.

Apa bedanya?

Gue sadar, kenapa akhir-akhir ini banyak orang merasa kesepian, banyak orang berkumpul tapi sepi. Dunia ini sekarang sepi. Karena yang ramai adalah gadget mu, bukan dunia mu.

Gimana kamu ga akan merasa kesepian kalau kamu sendiri asik dengan benda segi empat ditanganmu. Kamu mungkin punya banyak temen disana? Tapi teman? Kamu yakin punya? Temen mu mungkin sebenarnya hanya benda segi empat yang tak pernah lepas dari mu meskipun kamu sedang di kamar mandi.

Dan teman mu? Mungkin sudah sejak beberapa tahun menghilang dan kamu tidak sadar, karena kamu terlalu asik dengan temen baru mu, yah benda segi empat itu.

Gue juga sebenarnya adalah tersangka dari sekian banyak tersangka, penyebab dunia ini serasa sepi dan ujung-ujungnya diri sendiri yang merasa kesepian. Gue ga akan menghakimi siapa pun, karena buat apa menghakimi orang lain, kalau dirinya sendiri adalah pelaku kejahatan.

Kamu bilang kamu bahagia dengan gadget super mahal dan super mutakhir keluaran terbaru dengan layar super HD. Yakin kamu bahagia? Kamu bilang kamu bahagia ketika kamu pasang profile picture baru dan ada sedikitnya 400 orang yang nge-like foto kamu? Yakin kamu bahagia?

Sebenarnya saat ini apa sih yang menjadi modal kebahagian? Puluhan komen di foto instgram mu yang bilang ‘duh sist makin cantik deh’ atau jutaan love dari followers mu? . mungkin bisa jadi perang stiker setiap hari di room chat kamu dengan puluhan teman di akun line kamu? Yakin yang kamu butuhkan itu?

Ada seseoarang yang pernah bertanya sama gue perihal kebiasaan gue yang enggan berbagi tempat tidur dengan orang lain. Dia bilang kalau gue malas berbagi tempat tidur berarti gue mau hidup sendiri. Gue hanya bilang tidak ingin berbagi tempat tidur, bukan berbarti tidak ingin berbagi hidup dengan orang lain. Gue jawab dengan simple tapi setelah gue jawab gue merenung.

Memangnya gue akan berbagi hidup dengan siapa kalau temen yang jumlahnya 399 itu saja tidak benar-benar kenal gue? 

Kenyataannya gue sadar, kalau gue punya banyak temen tapi gue kesepian.
Alat komunikasi yang semakin hari makin canggih mutakhir itu sebenarnya semakin menjauhkan kita pada kehidupan sebenarnya. Miris yah? Makin modern tapi justru makin primitive.

Sekarang orang lebih suka berbincang lewat benda segi empat ditangannya, dari pada menyalurkan kasih sayang lewat senyum tulus atau rangkulan persahabatan. Orang saat ini lebih senang mengirim stiker tanda Hug atau kata ‘wkwkwkw’ sebagai jawaban dari lelucon garing yang dilontarkan dengan huruf-huruf teks.

Padahal, jelas-jelas pita suara dan mulutnya masih berfungsi, tapi jari-jari tangan rasanya lebih afdol buat berbincang.

Gue tidak menyalahkan siapapun disini, tidak menyalahkan pencipta henpon super mutakhir atau penggagas aplikasi-aplikasi super keren di henpon maupun tab atau lapotop saat ini. Gue tidak menyalahkan mereka, justru gue mengapresiasi mereka. Betapa hebatnya mereka bisa mendekatkan yang jauh tapi sekaligus menjauhkan yang dekat.
Gue hanya merasa…..

Pada akhirnya gue punya 399 teman di akun line dan gue tidak kenal mereka.

2 comments:

  1. kan diantara 399 itu ada gue sut masa kaga kenal juga :(

    ReplyDelete
  2. kan diantara 399 itu ada gue sut masa kaga kenal juga :( (2)

    ReplyDelete