Gue
punya sedikitnya 399 teman dan 18 genk. Gaul banget kan? Masuk genk aja gue udh
18 grup coba. Sosialita banget, gaul banget. pokoknya anaknya punya banyak
temen. Tapi percayalah gue kesepian. Tiap hari gue ngobrol ngalur ngidul sama
mereka, tapi mereka ga kenal gue.
Temen-temen
gue ini ramenya naudzubilah, kalau udah ngobrol, mau itu siang atau malem
pokonya ga tau waktu. Perang bacot dan perang stiker bertebaran ampe jumlah
chat ga keitung dan ampe males scrool kalau ketinggalan atau telat sedikit buka
notification.
Loh?
Kok notif? Kok perang stiker? Yes. That’s right temen yang gue katakan adalah ‘jenis
‘temen’ yang hanya rame di perang stiker atau balas bacot atau ketawa pake jari
tangan dan dalam dunia nyata mereka hanya rebahan sambil pasang muka datar.
Temen
yang hanya kamu lihat profile pict-nya dengan photoshop atau b612 sejuta umat
dan sejuta filter editan.
Heran
dengan pola hidup zaman sekarang. Itu yang selalu ayah gue bilang saat ada
kesempatan makan bareng keluarga. Rasanya sepi tanpa obrolan tapi rame dalam
huruf-huruf di henpon. Bahkan dengan keluarga pun kayak gitu, rasanya seperti
sudah tidak kenal satu sama lain.
Gue
punya sedikitnya 399 teman. Tapi sejujurnya gue kesepian. Gue ngobrol asik sama
mereka setiap hari. ngetik ‘wkwkwkwkw’ atau ‘kkkkkkk’ setiap hari tapi
sayangnya gue ga kenal mereka. Mereka temen gue tapi sayangnya bukan teman gue.
Apa
bedanya?
Gue
sadar, kenapa akhir-akhir ini banyak orang merasa kesepian, banyak orang
berkumpul tapi sepi. Dunia ini sekarang sepi. Karena yang ramai adalah gadget
mu, bukan dunia mu.
Gimana
kamu ga akan merasa kesepian kalau kamu sendiri asik dengan benda segi empat
ditanganmu. Kamu mungkin punya banyak temen disana? Tapi teman? Kamu yakin
punya? Temen mu mungkin sebenarnya hanya benda segi empat yang tak pernah lepas
dari mu meskipun kamu sedang di kamar mandi.
Dan
teman mu? Mungkin sudah sejak beberapa tahun menghilang dan kamu tidak sadar,
karena kamu terlalu asik dengan temen baru mu, yah benda segi empat itu.
Gue
juga sebenarnya adalah tersangka dari sekian banyak tersangka, penyebab dunia
ini serasa sepi dan ujung-ujungnya diri sendiri yang merasa kesepian. Gue ga
akan menghakimi siapa pun, karena buat apa menghakimi orang lain, kalau dirinya
sendiri adalah pelaku kejahatan.
Kamu
bilang kamu bahagia dengan gadget super mahal dan super mutakhir keluaran
terbaru dengan layar super HD. Yakin kamu bahagia? Kamu bilang kamu bahagia
ketika kamu pasang profile picture baru dan ada sedikitnya 400 orang yang
nge-like foto kamu? Yakin kamu bahagia?
Sebenarnya
saat ini apa sih yang menjadi modal kebahagian? Puluhan komen di foto instgram
mu yang bilang ‘duh sist makin cantik deh’ atau jutaan love dari followers mu?
. mungkin bisa jadi perang stiker setiap hari di room chat kamu dengan puluhan
teman di akun line kamu? Yakin yang kamu butuhkan itu?
Ada
seseoarang yang pernah bertanya sama gue perihal kebiasaan gue yang enggan
berbagi tempat tidur dengan orang lain. Dia bilang kalau gue malas berbagi
tempat tidur berarti gue mau hidup sendiri. Gue hanya bilang tidak ingin
berbagi tempat tidur, bukan berbarti tidak ingin berbagi hidup dengan orang lain. Gue jawab
dengan simple tapi setelah gue jawab gue merenung.
Memangnya
gue akan berbagi hidup dengan siapa kalau temen yang jumlahnya 399 itu saja
tidak benar-benar kenal gue?
Kenyataannya gue sadar, kalau gue punya banyak
temen tapi gue kesepian.
Alat
komunikasi yang semakin hari makin canggih mutakhir itu sebenarnya semakin
menjauhkan kita pada kehidupan sebenarnya. Miris yah? Makin modern tapi justru
makin primitive.
Sekarang
orang lebih suka berbincang lewat benda segi empat ditangannya, dari pada
menyalurkan kasih sayang lewat senyum tulus atau rangkulan persahabatan. Orang saat
ini lebih senang mengirim stiker tanda Hug atau kata ‘wkwkwkw’ sebagai jawaban
dari lelucon garing yang dilontarkan dengan huruf-huruf teks.
Padahal,
jelas-jelas pita suara dan mulutnya masih berfungsi, tapi jari-jari tangan
rasanya lebih afdol buat berbincang.
Gue
tidak menyalahkan siapapun disini, tidak menyalahkan pencipta henpon super
mutakhir atau penggagas aplikasi-aplikasi super keren di henpon maupun tab atau
lapotop saat ini. Gue tidak menyalahkan mereka, justru gue mengapresiasi
mereka. Betapa hebatnya mereka bisa mendekatkan yang jauh tapi sekaligus
menjauhkan yang dekat.
Gue
hanya merasa…..
Pada
akhirnya gue punya 399 teman di akun line dan gue tidak kenal mereka.
kan diantara 399 itu ada gue sut masa kaga kenal juga :(
ReplyDeletekan diantara 399 itu ada gue sut masa kaga kenal juga :( (2)
ReplyDelete