'itu peraturan udah ada dari lama, dari jaman gue liputan PMB, tentang angkutan umum, kok baru ditegakannya sekarang? fakyu pemerintah'
nah kalimat ini dikirim seorang teman yang cantik namanya isyana di grup obrolan kita yang isinya cuma lima orang.
sumpah sih, terimakasih kepada pemerintah yang udah bikin gue merasa mual dipagi hari ini. gimana engga kalo pas buka twitter (lah iya gue emang masih maen twitter) banyak isi berita yang ngomongin kalo gojek dan sebangsanya dilarang.
kaget dong gue, secara gue adalah pelanggan setia gojek, bukan cuma gue tapi seluruh keluarga gue yang terhormat sangat suka menggunakan gojek.
dari mulai bapak gue yang dahulu kala paling enggan naik ojek, sekarang hobi banget pesen gojek, alesannya ga cape, murah dan helm-nya bagus. ga ngerti sih sama alesan terakhir dia.
gue secara pribadi bener-bener ga setuju dengan larangan oprasional gojek dan teman-temannya yang menggunakan media daring sebagai ranah pemesanan. hell meurut gue ini adalah alesan paling konyol yang mereka buat,
wahai ibu-bapak yang duduk dikursi pemerintahan, bisakah anda sadar kalau sebentar lagi 2016, kalau masyarakat kita sesungguhnya sudah melek teknologi dan kenapa mesen something harus selalu mealui media konvensional ketika masyarakat korea selatan hidupnya sudah dalam satu genggaman yaitu henpon.
sedih yah? kita disuruh merangkak saat kita sudah siapa jalan cepat dengan kenyataan kalau orang lain sudah berlari sprint ratusan kilometer. mau sampe kapan kita sampe kita negjar ketertinggalan?
alesan lainnya katanya kendaraannya beroda dua dan menggunakan kendaraan pribadi sebagai angkutan. ini juga lebih lucu loh, bayangin aja gojek dilarang kok ojek pangkalan tidak dilarang? mereka juga kan pake kendaran pribadi sebagai angkutan. lalu roda dua? kenapa grab tax juga dilarang.
sejujurnya waktu gue naik gojek atau grab bike atau sebanganya, gue selalu merasa lebih aman, mereka bawanya alon dan baik-baik tanpa ugal-ugalan, selain harganya yang snagat amat murah itu, gue juga merasa tidak tertipu karena gue tahu mereka punya aturan-aturan yang ada dari tempat kerja masing-masing, dan juga tanggung jawab penuh yang diberikan perusahaannya kalau sampe terjadi apa-apa.
dan gue tentu saja merasa aman, kalau malem-malem baru pulang dan busway udah ngga ada, gue pasti mesen gojek.
selain itu, ini adalah kreativitas paling kece dari anak bangsa, dan setahu gue jokowi aja dulu muji-muji sampe dibawa ke sillicon valley agar bisa berkembang lebih pesat, nah, lalu kenapa sekarang dilarang? dasar pemerintah indonesia maniak haters deh keknya. hobi banget nambah haters di negeri sendiri.
menurut gue pribadi terlalu banyak celah dalam pelarangan ini.
katanya layanan gojek berabasis daring ini akan semakin menimbulkan kemcaten besar dikota-kota seperti jakarta dan bandung.
macet solusinya bukan gojek yang dilarang, tapi aturan kepemilikan kendaraan pribadi dan pembuatan SIM yang diperketat.
lah wong hanya dengan uang 400 rebu kita bisa punya SIM tanpa tes sesungguhnya selayaknya aturan yang ada SIM udah ditangan, makanya dalam satu rumah orang bisa punya mobil berikut motor sesui dengan jumlah anggota keluarga, dan semuanya dipake. gimana jakarta ga macet? kalau dalam satu rumah ada enam anggota keluarga, dan setiap anggota keluar rumah masing-masing dengan mobil sendiri-sendiri. mampus kan macetnya ga ketulungan.
gojek yang baru berkembang sedikit dilarang, nah para koruptor dan anggota dewan bodoh yang makan tidur kenyang justru dibiarkan.
obrolan yang paling lucu adalah ketika temen gue, liza bilang Indonesia harus dibumi hanguskan dulu baru muncul bibit unggul
gue mikir, bener juga harusnya negara ini menerapkan sistem genosida agar masyarakat dan pemerintah ga penting itu habis jadi abu.
tapi lagi-lagi ketidakmungkinan itu muncul,
kecuali pencekalan dari HAM dan PBB tidak muncul, gue siap jadi orang yang ada digaris depan untuk melakukan penghancuran secara harfiah, bukan harafiah yang selalu dilakukan oleh pemerintah dan para koruptor bibit unggul.
jumat pagi, diantara mejikom yang ada diatas kasur
dan rasa mual tak terperi
No comments:
Post a Comment