Wednesday, December 23, 2015

Kenapa Harus sibuk di medsos saat Hari Ibu?

selamat hari ibu
selamat hari ibu
termikasih ibu
aku cinta ibu

dan sejuta kalimat lainnya, dengan dibumbui satu foto seorang wanita berumur, kadang juga wefie bareng dengan orang yang memposting foto dengan macam2 caption seperti diatas.

Saturday, December 19, 2015

Averison

kata orang sedikitnya ada satu atau dua hal yang bisa membuatmu bertahan. mungkin sesuatu yang sangat kamu gemari di dunia.

aku bertanya-tanya setiap hari

adakah itu? apakah itu? dimana itu? siapa itu?

mungkin aku terlalu muluk bertanya, membayangkan sesuatu dalam wujud nyata, bukan hal yang pasif tersembunyi dalam palung dilembah pikiran yang kadang sulit untuk ditarik kedunia nyata.

kadang kita harus jujur, tapi sesulit itu bahkan untuk benar-benar menangis saat kau membutuhkan. ada ribuan jenis kisah sedih yang terbaca, puluhan kisah horror disimak. sayangnya, matanya terlalu lelah bahkan untuk sekadar mengeluarkan hujan gerimis dari netra yang tak sakti itu.

hatinya ingin menangis, tapi bibirnya selalu tersenyum. 
aaah kenapa bisa adakalanya otak tidak sejalan dengan organ tubuh lain? menyedihkannya, bahkan organ tubuh pun sudah mulai menghianatinya.

kalau seperti ini. apa aku masih harus bertahan dalam embah dunia yang hanya menjebak raga?

terlalu peduli pada orang, bisa berimbas buruk dalam jangka panjang. benar. untuk dirimu sendiri. tapi egois, juga bukan solusi utama. bukan hanya kata “terkadang” yang saat ini melambai dalam, tapi kata “selalu” telah menghimpit dalam tembok-tembok yang sudah lapuk dalam hujan.

yang seperti ini, sangat jelas terlihat, jika

dunia nyata sedang dalam fase buruk-buruknya.

kenapa bisa?

lelah yah, aku juga sama. ini terlalu lucu karena telah berada dalam misposisi yang semakin sulit diperbaiki. aku tidak egois bahkan untuk hidupku sendiri, terlalu sering mengalah, terlalu senang jadi puppet yang hanya tersenyum, tertawa, menangis, tanpa bisa mengeluh. bergerak hanya jika sang tuan menghendaki untuk bergerak.

hei, kemana selama ini jiwa mu kau sembunyikan?

aduh, rasanya sakit sekali disini. sadar bahwa aku pun manusia. 
bukan boneka kayu denga n tali mengggantung

apa sekarang sudah terlalu terlambat? seseorang berbisik dari jauh

belum. mungkin saatnya kau memberontak.

orang mungkin akan membencimu di awal, tapi siapa tahu kau akan bahagia.
kecuali jika kau ingin mati menyedihkan, tanpa tahu betapa indah dunia.
gunung-gunung tertawa, aku hanya diam.
bisakah aku melawan. kalau seperti ini saja, aku sempat berharap mati.



4.38pm
diantar mendung dan rasa lelah tak berujung


Thursday, December 17, 2015

Gojek dilarang, Gue meradang

'itu peraturan udah ada dari lama, dari jaman gue liputan PMB, tentang angkutan umum, kok baru ditegakannya sekarang? fakyu pemerintah'
nah kalimat ini dikirim seorang teman yang cantik namanya isyana di grup obrolan kita yang isinya cuma lima orang.

sumpah sih, terimakasih kepada pemerintah yang udah bikin gue merasa mual dipagi hari ini. gimana engga kalo pas buka twitter (lah iya gue emang masih maen twitter) banyak isi berita yang ngomongin kalo gojek dan sebangsanya dilarang.
kaget dong gue, secara gue adalah pelanggan setia gojek, bukan cuma gue tapi seluruh keluarga gue yang terhormat sangat suka menggunakan gojek.
dari mulai bapak gue yang dahulu kala paling enggan naik ojek, sekarang hobi banget pesen gojek, alesannya ga cape, murah dan helm-nya bagus. ga ngerti sih sama alesan terakhir dia.

Sunday, December 6, 2015

Neraka dalam Surga atau Sebaliknya

suatu hari saya di rong-rong rasa takut

ada alasannya, tentu saja, banyak hal. di usia 22 tahun, bohong kalau saya bilang saya tidak takut jadi dewasa, saya tidak takut menghadapi masa depan. takut? tentu saja. saya takut sekali. banyak alasannya, saya belum siap salah satunya.