kata orang sedikitnya ada satu atau dua hal yang bisa membuatmu
bertahan. mungkin sesuatu yang sangat kamu gemari di dunia.
aku bertanya-tanya setiap hari
adakah itu? apakah itu? dimana itu? siapa itu?
mungkin aku terlalu muluk bertanya, membayangkan sesuatu dalam wujud
nyata, bukan hal yang pasif tersembunyi dalam palung dilembah pikiran yang
kadang sulit untuk ditarik kedunia nyata.
kadang kita harus jujur, tapi sesulit itu bahkan untuk benar-benar menangis
saat kau membutuhkan. ada ribuan jenis kisah sedih yang terbaca, puluhan kisah
horror disimak. sayangnya, matanya terlalu lelah bahkan untuk sekadar
mengeluarkan hujan gerimis dari netra yang tak sakti itu.
hatinya ingin menangis, tapi bibirnya selalu tersenyum.
aaah kenapa bisa
adakalanya otak tidak sejalan dengan organ tubuh lain? menyedihkannya, bahkan
organ tubuh pun sudah mulai menghianatinya.
kalau seperti ini. apa aku masih harus bertahan dalam embah dunia yang
hanya menjebak raga?
terlalu peduli pada orang, bisa berimbas buruk dalam jangka panjang.
benar. untuk dirimu sendiri. tapi egois, juga bukan solusi utama. bukan hanya
kata “terkadang” yang saat ini melambai dalam, tapi kata “selalu” telah
menghimpit dalam tembok-tembok yang sudah lapuk dalam hujan.
yang seperti ini, sangat jelas terlihat, jika
dunia nyata sedang dalam fase buruk-buruknya.
kenapa bisa?
lelah yah, aku juga sama. ini terlalu lucu karena telah berada dalam
misposisi yang semakin sulit diperbaiki. aku tidak egois bahkan untuk hidupku
sendiri, terlalu sering mengalah, terlalu senang jadi puppet yang hanya
tersenyum, tertawa, menangis, tanpa bisa mengeluh. bergerak hanya jika sang
tuan menghendaki untuk bergerak.
hei, kemana selama ini jiwa mu kau sembunyikan?
aduh, rasanya sakit sekali disini. sadar bahwa aku pun manusia.
bukan
boneka kayu denga n tali mengggantung
apa sekarang sudah terlalu terlambat? seseorang berbisik dari jauh
belum. mungkin saatnya kau memberontak.
orang mungkin akan membencimu di awal, tapi siapa tahu kau akan bahagia.
kecuali jika kau ingin mati menyedihkan, tanpa tahu betapa indah dunia.
gunung-gunung tertawa, aku hanya diam.
bisakah aku melawan. kalau seperti ini saja, aku sempat berharap mati.
4.38pm
diantar mendung dan rasa lelah tak berujung